Peringatan Hari Kesaktian Pancasila
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila perlu diperingati oleh setiap warga Negara Indonesia khususnya mahasiswa . Terkait dengan situasi dan kondisi saat ini saya coba untuk mengingat kembali di era dimana kita seharusnya dalam berdemokrasi telah diberi ruang untuk bebas bersuara. Dengan berdemontrasi, menyuarakan pendapat dan argument merupakan hal yang wajar dan sah-sah saja. Yang menjadi catatan kita semua adalah konteks ini melihat ibarat Indonesia ini adalah sebuah rumah, rumah bersama dan kumpulan dari berbagai elemen, ada orang tua (bapak dan ibu) serta anak-anak.
F. Priyo Suprobo, S.T., M.T. (Rektor Universitas Widya Kartika) berbincang bersama Simson (Mahasiswa Teknik Elektro)
Dalam kondisi saat ini ibaratnya anak-anak kita yang sedang menyuarakan pemdapatnya, maka anak-anak harus memiliki norma dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam satu keluarga, jadi ketika menyuarakan pendapatnya kepada bapak atau ibu harus dilakukan dengan cara yang baik, penuh integgritas dan tanggung jawab, bahwa hal ini dilakukan adalah juga untuk menjaga nama baik keluarga. Namun ketika mendengar kejadian demontrasi itu berlangsung dengan tidak baik dan cenderung anarkis bahkan di beberapa pemberitaan dilaporkan adanya korban maka artinya kita sudah melewati batas yang seharusnya kita junjung bersama sebagai sebuah keluarga di dalam suatu bangsa dan bernegara .
Kita harus paham terlebih dahulu Pancasila itu apa dan ‘saktinya’ ada dimana. Sehingga ketika kita sudah memahami, menghidupi dan menjunjung tinggi nilai-nilainya maka kejadian yang belakangan ini terjadi tidak akan berakibat buruk. Bahwa Pancasila menjadi dasar kuatnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka mari kita saling menghargai setiap elemen-elemen yang ada dan mari kita selesaikan permasalahan-permasalahan melalui tata cara dan aturan yang baik. Dan kepada bapak bangsa dan ibu bangsa mari dengarkan jeritan anak-anak kita. Semoga keluarga besar NKRI senantiasa kuat dan dapat memecahkan setiap masalah yang ada dengan sebaik-baiknya dan musyawarah. Permasalahan justru akan menguatkan dan mengutuhkan serta menempa kita sehingga tak akan mudah untuk dipecah belah.
(Jurnalis: Simson)
(Jurnalis Foto: Anterson)