Anak millennial peduli dengan sejarah, “buktinya ketika mereka mengikuti seminar atau tour jelajah sejarah kota Srabaya, mereka antusias mengikuti dan di sesi tanya jawab pun banyak yang bertanya”, tegas Ady Setiawan salah satu pemerhati sejarah kota Surabaya yang menjadi narasumber dalam studium generale Universitas Widya Kartika dengan tema “Kesejarahan Bangunan di Surabaya”. Millenials sekarang ini kaya akan literasi karena akses atas informasi dan literasi sangat mudah melalui internet, menurutnya berbeda dengan generasi yang di kala itu menelusuri sejarah harus melalui jejak fisik dan minim literasi.
Sampai saat ini benturan-benturan masih dihadapi, terkait dengan pengungkapan fakta yang dilakukannya, mas Ady berharap dapat memperoleh kesempatan diskusi terbuka untuk mengungkapkan fakta sejarah yang ingin disajikannya. “Kita akan sampaikan data-data dan literasi dari penelitian dan pengamatan yang telah kami lakukan. Bukan untuk menjatuhkan pihak-pihak tertentu, namun saya berharap agar fakta sejarah ini dapat mengupdate catatan sejarah yang sudah ada”, imbuh pria yang baru saja mendapat apresiasi dari Wali Kota Surabaya ibu Tri Rismaharini.Menjadi sebuah tantangan tersendiri ketika bersemangat untuk menelusuri rekam sejaran, namun juga dihadapkan pada tanggungawab mutlak untuk menyajikannya sebagai bentuk laoran yang factual. Patahan-patahan sejarah harus dirangkai dan ditelusuri dengan baik, tidak hanya mengandalkan 1 atau 2 patahan sejarah saja, namun juga harus digali dengan lengkap dan dilakukan triangulasi data. Penelusuran lapangan atas data patahan sejarah yang diperoleh harus dilakukan sehingga fakta sejarah akan terungkap dengan baik.
Dalam sesi wawancara yang dilakukan tim Lensa Kartika, ibu Risma Andarini, S.T., M.T selaku dosen prodi Arsitektur Universitas Widya Kartika yang juga seorang ahli bangunan bersejarah mengatakan bahwa pihaknya ingin mengajak anak-anak muda khususnya mahasiswa Universitas Widya Kartika untuk lebih memahami sejarah kota Surabaya melalui bangunan-bangunan bersejarahnya. Mahasiswa juga bisa memperoleh gambaran secara 3 dimensi mengenai tatanan kota dan mengapa ditata seperti itu di jaman dahulu. Kesejarahan ini menjadi penting, sehingga fungsi-fungsi dan tujuan dari apa yang dilakukan di masa lalu itu dapat menjadi objek pengamatan dan materi pengetahuan yang luas”.
(Jurnalis : Simson & Rio)
(Jurnalis foto : Anterson)