Lagi, mahasiswa Universitas Widya Kartika mengukir prestasi. Kali ini dilakukan oleh Nita Oktavia S. dan Christian Winarko. Keduanya merupakan mahasiswa S1 Bahasa Inggris. Mereka merebut juara di ajang Centre for Language and Culture (CLC) Essay Competition 2013 yang diselenggarakan UPT Pusat Bahasa dan Budaya Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Kegiatan tersebut merupakan peringatan Hari Kartini. Dalam acara dengan tema “Kartini’s Effort to Empower Indonesian Women And The Implementation in This Global Era” itu, Nita Oktavia menyabet juara pertama. Dia menyisihkan 77 peserta lain yang berasal dari sejumlah kampus di Surabaya. Bahkan, warga Lebak Permai itu mengungguli tuan rumah yang hanya mampu menduduki posisi runner up sampai juara harapan dua. Sementara Christian Winarko berasil meraih peringkat juara harapan 3.
Nita menjelaskan, persiapan yang singkat menjadi sebuah tantangan tersendiri. Peserta hanya diberi tenggat waktu dua minggu untuk menyelesaikan esai. Pada saat bersamaan, kegiatan kuliah juga tengah padat. “Jadi harus bisa bagi waktu antara bikin asai, kuliah, kerjain tugas, dan belajar buat persiapan UTS (ujian tengah semester),” katanya. Dia mengaku, untuk mempersiapkan makalah, dirinya dan teman-teman dibimbing oleh Yohanes Kurniawan Winardi, S.Pd., M.Pd., dosen Bahasa Inggris.
Hal senada dikatakan Christian. Dalam lomba itu, ada dua tahap yang harus dilalui. Setelah proses seleksi naskah, peserta yang lolos 10 besar harus melakukan presentasi dihadapan dewan juri. Pemaparan dilakukan secara langsung tanpa media bantu apapun, termasuk slide presentasi. “Nah, di sini, semua teori yang didapat saat kuliah sangat berguna sekali. Termasuk bagaimana kita menyampaikan argumen,” kata pria berkacamata itu.
Keberhasilan mahasiswa Uwika ini juga diapresiasi Ketua CLC UPT Pusat Bahasa dan Budaya ITS, Dr. Kartika Nuswantara, M.Pd. menurutnya, jika empat dari enam juara itu merupakan mahasiswa ITS adalah suatu kebanggaan. Mengingat, di ITS sendiri tidak ada jurusan yang khusus membahas tentang ilmu bahasa Inggris. “Kalau di Uwika kan ada, jadi ya pantas. Tapi kalau di ITS, meskipun tidak ada jurusan khususnya, tetapi tulisannya banyak yang bagus,” ungkap perempuan berkacamata itu seperti di publis di website ITS.