Kompetisi Chinese Bridge International kembali dihelat, setelah lolos preliminary round tingkat provinsi Jawa Timur, kini Angelin Laydra mahasiswi S1 Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Widya Kartika (UWIKA) maju di tingkat nasional Indonesia.
Persiapan telah dilakukan sejak beberapa bulan yang lalu. Angelin mengaku semakin gugup saat-saat mendekati hari pelaksanaan kompetisi, namun ia juga bersyukur dan semakin siap berkompetisi berkat dukungan dan bimbingan dari para laoshi termasuk laoshi Peter selaku Dekan Fakultas Sastra dan Pendidikan Bahasa UWIKA serta Zhang Yue laoshi yang kini sedang berada di Tiongkok. Jesslyn Calista yang merupakan juara pertama Chinese Bridge International Tingkat Nasional Indonesia tahun 2019 yang juga mewakili Indonesia di tingkat dunia turut mendampingi Angelin dalam berlatih mempersiapkan kompetisi ini.
Gadis yang juga akrab disapa Feng Jiao sempat ‘stalking’ persiapan kontestan lainnya, menurutnya hal ini bisa meningkatkan kepercayaan dirinya dan mengetahui kemampuan para ‘rivalnya’ nanti. Namun tak dipungkiri bahwa kerap kali hal ini juga mengganggunya, ketika peserta lain memiliki kemampuan yang lebih baik dari dirinya.
Ada 35 peserta yang bertanding di final tingkat nasional pada hari Minggu, 20 Juni 2021 ini dan Angelin tampil di urutan ke-28. Sebelumnya pada hari Sabtu, 18 Juni 2021 telah dilaksanakan ujian tertulis. Pelaksanaan kompetisi Chinese Bridge International Tingkat nasional Indonesia tahun ini adalah pertama kalinya dilaksanakan sejak terjadinya pandemi global dan tahun ini juga pertama kalinya kompetisi ini dilaksanakan secara daring di Indonesia. Ada beberapa aturan teknis baru yang harus dipatuhi seluruh kontestan.
Menariknya dalam kesempatan ini Angelin bercerita dalam pidatonya tentang bagaimana kita sebagai umat manusia di bumi ini adalah ‘Satu Dunia Satu Keluarga’. “Kita semua di bawah langit ini adalah satu tubuh, kita semua merasakan dampak dari pandemi ini, maka mari bersatu saling menguatkan dan saling membantu”, tegasnya menjelaskan tentang isi pidato yang ia bawakan dalam kompetisi ini.
Dalam sesi tanya jawab, Angelin diminta untuk menjelaskan tentang bagaimana cara belajar Bahasa Mandarin yang baik. Menurutnya, kamus adalah salah satu media belajar Bahasa yang penting, bisa belajar banyak kosa kata yang baru dan mempraktikkannya serta dilakukan dengan tekun adalah kunci belajar bahasa yang baik. “Termasuk belajar dari internet, karena sumber belajar Bahasa Mandarin sangat banyak sekali, bahkan internet juga telah menjadi sumber ilmu” imbuhnya.
Ong Peter Leonardo, BA, M.Ed. selaku Dekan Fakultas Sastra dan Pendidikan Bahasa Universitas Widya Kartika mengapresiasi pelaksanaan Chinese Bridge International Competition. Beliau menegaskan bahwa Chinese Bridge Competition ini penting sekali perannya dalam pembelajaran Bahasa Mandarin di Indonesia dan dunia. “Chinese Bridge Competition ini adalah panggung bagi mahasiswa untuk menunjukkan keterampilannya berbahasa Mandarin dan juga unjuk bakatnya dalam keterampilan berkenaan dengan budaya Tiongkok. Selain itu, kompetisi ini juga penting untuk menunjukkan keberhasilan dan kualitas Pendidikan Bahasa Mandarin di suatu institusi pendidikan, seperti halnya di Universitas Widya Kartika”, pungkas laoshi Peter.