Uncategorized

Seminar Nasional Ilmu Terapan 2019

 IMG_3804

Seminar Nasional Ilmu Terapan kembali digelar, dan tahun ini merupakan tahun ke-3 Universitas Widya Kartika menggelar acara tahunan tersebut. Tema yang diangkat dalam SNITER 2019 ini adalah PENGEMBANGAN IPTEK, SENI, BUDAYA DAN PENDIDIKAN TINGGI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0. Revolusi industri 4.0 masih menjadi pembahasan yang sangat ‘greget’, di tahun lalu pun hal ini juga menjadi poin yang penting dalam kaitannya penguasaan teknologi dan bahasa asing dalam menghadapi pertumbuhan ekonomi dunia. Segala sesuatunya menjadi semakin berkembang dan berimbas besar dalam budaya dan pola hidup masyarakat dunia.

IMG_3774 IMG_3749

Dr. Ir. Herrukmi Septa Rinawati, M.M.

(Balitbang Propinsi Jawa Timur)

Prof. Anita Lie, Ed.D

Guru Besar Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dan Pakar Pendidikan

Dr. Ir. Herrukmi Septa Rinawati, M.M. (Balitbang Propinsi Jawa Timur) mewakili ibu Khofifah Gubernur Jawa Timur yang berhalangan hadir menyampaikan data statistik tingkat kemiskinan di propinsi Jawa Timur. “Jawa Timur menjadi salah satu propinsi dengan tingkat kemiskinan paling tinggi di Indonesia”, tegasnya sambil menunjuk pada data statistik. Menurut penelitian yang telah dilakukan bahwa kategori tingkat kemiskinan bukan saja karena ekonomi yang rendah, namun juga sebagai dampak dari budaya dan sosial yang tidak baik. Contoh salah satu desa di Kabupaten Bangkalan yang terkenal dengan kasus Narkoba yang tinggi, “ini sangat mempengaruhi keseluruhan pola hidup, budaya dan sosial di desa tersebut yang mengimbas pada ekonomi serta juga  merupakan dampak dari kemiskinan itu sendiri, hal ini menjadi sesuatu yang terus berputar”, terangnya. Maka terang saja secara keseluruhan, budaya dan sosial turut andil dalam mempersiapkan masyarakat kita dalam menghadapi revolusi industri 4.0

Kaitannya dengan revolusi industri 4.0, akan ada banyak pergeseran budaya dan sosial yang diakibatkan perkembangan terknologi yang begitu pesat. Beberapa profesi sudah akan digantikan oleh mesin. Profesi yang segala sesuatunya dikerjakan berulang-ulang sudah akan digantikan oleh teknologi. Prof. Anita Lie, Ed.D Guru Besar Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dan juga Pakar Pendidikan menjelaskan dengan gamblang bahwa automation menjadi gejolak revolusi industri 4.0 yang tidak akan bisa dibendung. Bahkan sudah ada prototype robot manusia yang bahkan sudah bisa berkomunikasi dan berekspresi layaknya manusia. Kemampuan teknologi artificial intelligence benar-benar akan mengambil alih peran manusia di masa yang akan datang. Kita tidak bisa mengelak, kita sudah harus upskilling, tidak ad acara lain, bahkan profesi saya sebagai dosen Bahasa Inggris juga terancam dengan terjadinya revolusi industri. “Upskilling menjadi mutlak bagi kita semua sehingga kita bersama bisa survive di era ini. Tidak semua profesi akan 100% tergantikan oleh mesin, masih banyak peluang yang dapat kita manfaatkan, maka manfaatkan sebaik mungkin”, imbuh Prof. Anita Lee.

Di kawasan Asia, Tiongkok masih memegang ‘tampuk’ kejayaan ekonomi dan secara tidak langsung men-trigger negara-negara berkembang lainnya di kawasan seperti Indonesia untuk ikut tergerak berkembang beriringan dengan Tiongkok. Mau tidak mau kita harus belajar dari Tiongkok, dan Bahasa adalah salah satu jalan penting untuk bisa berdampingan dengan perkembangan mereka.

IMG_3876

Dalam kesempatan Seminar Nasional Ilmu Terapan Ke-3 tahun 2019 ini dimanfaatkan oleh salah seorang mahasiswa Universitas Widya Kartika Surabaya Lee Junho, mahasiswa asal Korea Selatan untuk mempublikasikan penelitiannya tentang pembelajaran Bahasa Mandarin di Surabaya. Menulis cerita pendek adalah keterampilan penting sebagai seorang pelajar Bahasa Mandarin karena dibutuhkan penalaran yang kritis, logis dan sistematis, serta cara mengungkapkan gagasan yang memerlukan paparan, alasan, fakta dan pembuktian yang objektif untuk meyakinkan pembaca. Ia menyadari betul bahwa keterampilan ini menjadi salah satu metode yang baik untuk penguasaan Bahasa mandarin, selain juga memanfaatkan teknologi dalam inovasi pengajaran Bahasa Mandarin kepada kaum millennial.

IMG_3726

Dr. Xiao Renfei selaku Direktur Confucius Institute Surabaya menjelaskan posisi Confucius Institute sebagai lembaga resmi pemerintah Tiongkok yang bertanggungjawab dalam kualitas pengajaran dan pendidikan Bahasa Mandarin di seluruh dunia pun selalu berinovasi dalam menjawab tantangan revolusi industri 4.0. Pendidikan tinggi menjadi salah satu target sasaran kerjasama di seluruh dunia seperti dengan Universitas Widya Kartika. “Kami juga menjadi ‘korban’ dan juga pelaku dari revolusi industri 4.0”, terangnya . Kami harus beradaptasi dan berinovasi sehingga metode pembelajaran bisa sangat relevan dan bisa diterima dengan mudah oleh para gennerasi millenial. Contoh sederhananya adalah metode pembelajaran online dan dengan menggunakan metode tutorial video.

Sudah saatnya kini upskilling dan inovasi menjadi prioritas kita bersama untuk menjawab tantangan era revolusi industri 4.0.

IMG_3851 IMG_3850
DSC_0487 DSC_0486

 

 

Foto oleh : Simson & Aurellio

Leave a Comment