Berita & Agenda : Sunday, 6 October 2019 | 776 Views |

Lentera Karakter

Sarana Menempa Karakter dan Mental Generasi Muda

DSC_0190

Kegiatan character camp program studi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Widya Kartika yang diadakan di Lentera Camp tanggal 4-6 Oktober 2019 dikemas dengan kegiatan perkemahan Jumat-Sabtu-Minggu dengan berbagai program pembentukan karakter dan mental generasi muda. Sejak pelaksanaannya dihari pertama banyak kegiatan unik yang menurut hampir seluruh peserta merupakan pengalaman pertama bagi mereka. Ada dimana mereka diminta untuk menutup mata mereka dalam satu kelompok sambil memegang tali dan mereka diharuskan mengikuti pergerakan tali tersebut bersama satu tim. Berdasarkan penuturan Victorius bahwa ,”Tujuannya yang pertama bahwa mereka tergabung di satu organisasi , mereka terbagi dalam lima kelompok yang terdiri dari tujuh sampai delapan orang di setiap kelompok. Tali yang mereka pegang dalam satu baris kelompok ibaratnya mereka itu hidupnya bergantung pada tali tersebut, dia harus bergantung dengan anggota yang lain dan tidak bisa jalan sendiri. Kenapa kita tidak perbolehkan mereka lepas dari tali itu? Dalam perjalanan di satu organisasi kita tidak bisa bekerja sendiri, harus bekerjasama satu tim, jika hal tersebut tidak dilakukan, maka pasti orgsanisasinya tidak akan berjalan dengan lancar. Kemudian kenapa pada saat ditarik mereka harus melewati rintangan-rintangan yang naik-turun bahkan ada yang nabrak tembok, nabrak pohon, ya… itulah realita kehidupan bahwa kenyataannya pada saat kita menjalani aktivitas organisasi ataupun aktivitas lainnya pasti ada kesulitan, dan kembali lagi bahwa kerjasama tim menjadi sangat penting dalam menghadapi rintangan tersebut“.

 

DSC_0274

Lanjut Victorius yang merupakan salah satu personil tim Merah Putih dalam sesi wawancara yang dilakukan oleh jurnalis Lensa Kartika bahwa komunikasi dalam satu tim menjadi salah satu hal yang sangat penting. “Kenapa kita minta anggota yang depan harus aktif mengingatkan anggota yang di belakang? Itu supaya mereka pada saat ada kesulitan tidak cuma nonton saja, tetapi diharapkan mereka juga bisa membantu timnya. Melaksanakan suatu kegiatan ketika tim tidak kompak pasti hasilnya akan berantakan. Kemudian kenapa mata ditutup, itu melatih kepekaan dengan meraba, mencium, mendengar, itu juga untuk melatih bahwa ketika ‘tidak punya penglihatan’, mereka masih bisa meraba dan mereka secara tidak sadar mereka dipaksa untuk mengeluarkan potensi yang mereka miliki yang selama ini masih terpendam.”

DSC_0668 DSC_0693

Seperti yang diharapkan oleh laoshi Peter Dekan Fakultas Sastra dan Pendidikan Bahasa, kegiatan ini benar-benar menempa mental dan karakter para peserta. Selain itu, goal dari character camp ini salah satunya adalah sifat dan sikap mereka sebagai satu kesatuan keluarga besar prodi Pendidikan Bahasa Mandarin. Sejalan dengan yang disampaikan oleh Acel dan Karissa, peserta character camp bahwa sebelum kegiatan ini berlangsung ia belum banyak mengenal teman-teman mahasiswa adik tingkat yang juga menjadi peserta, namun semenjak mengiikuti kegiatan ini, ia menjadi semakin kenal dan akrab dengan mereka. “Kemarin itu kita outbond, nah dari outbond itu kami belajar banyak hal, mulai dari kerja sama itu perlu antara satu dengan yang lainnya. Kemudian komunikasi juga penting untuk sebuah organisasi dan kalau tidak berkomunikasi di dalam organisasi maka akan ada banyak masalah. Komunikasi sudah terjalin pun masih ada masalah apa lagi kalau tidak ada komunikasi sama sekali”, sambung Karissa.

Di hari ke-2 pelaksanaannya, laoshi Peter sempat mengutarakan harapannya kepada unsur kemahasiswaan dan organisasi mahasiswa untuk dapat mengikuti kegiatan serupa untuk dapat terus memupuk nilai-nilai kekompakan, kebersamaan dan rasa saling memiliki terhadap sesama mahasiswa dan almamaternya. “Ini sangat penting, ini adalah investasi yang mahal dan harus benar-benar dilakukan”, ujarnya.

DSC_2755

DSC_0217 DSC_0448

 

(Jurnalis : Simson)

(Jurnalis foto : Anterson, Daud, Yescy)