Berita & Agenda : Monday, 3 September 2012 | 2258 Views |

Fokus Bangun Karakter Anak Bangsa

Ketua YPPI Drs. Kresnayana Yahya, M.Sc., memberi sambutan pada perayaan ulang tahun YPPI. Beliau juga menyerahkan penghargaan bagi guru dan murid berprestasi, serta bermain angklung bersama.

Di usia ke 65 tahun, Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Indonesia (YPPI) semakin memantapkan diri dan menunjukkan eksistensinya. Pembangunan karakter menjadi fokus utama YPPI dalam pengembangan peserta didik.

Hal tersebut disampaikan Ketua YPPI Drs. Kresnayana Yahya, M.Sc., saat memberi sambutan di acara peringatan HUT YPPI ke-65 di Empire Palace Surabaya, Sabtu 1 September 2012. “Nilai akademis penting. Tapi, YPPI tak selalu berkutat pada angka. Pembangunan karakter menjadi fokus utama. Sehingga, YPPI bisa melahirkan individu dengan kualitas pribadi yang baik,” katanya.

Menurutnya, semangat tersebut sejalan dengan cita-cita YPPI ke depan. Yakni, mewujudkan School for life. Artinya, sekolah mesti bisa menjadi tempat belajar kehidupan. Sehingga, lembaga pendidikan dapat mencetak leader yang memiliki integritas dan kepribadian jempolan. “Jumlah kita memang kecil. Tapi, yang kecil ini akan menjadi kekuatan utama,” tandasnya.

Peringatan ulang tahun YPPI ke 65 berlangsung meriah. Hadir sejumlah pejabat penting, seperti Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Dr. Ikhsan, S.Psi, MM., dan perwakilan konsulat negara sahabat di Kota Pahlawan. Dalam perhelatan tersebut juga disuguhkan pementasan tari kolosal. Ceritanya mengenai perjalanan YPPI dari masa awal berdiri hingga sekarang.

Puluhan siswa didik dari sekolah di bawah naungan YPPI turut andil. Tak terkecuali mahasiswa Universitas Widya Kartika (Uwika). Mereka memainkan peran masing-masing dengan semangat. Mulai dari petani, kontraktor, penari, hingga pejuang. Alhasil, tepuk tangan penonton meledak mengiringi pementasan tersebut.

Aksi siswa YPPI saat memainkan pertunjukan untuk menghibur penonton.

Kegiatan bertema Crossing The Border Line itu juga dimeriahkan permainan angklung. Ribuan tamu yang hadir diajak membunyikan alat musik dari bambu itu secara serempak. Saat pemandu memberikan aba-aba, bunyi angklung pun membahana. “Indonesia punya beragam kesenian tradisional. Kita berkewajiban untuk selalu melestarikannya,” lanjut dia.

Sementara itu, Kadispendik Kota Surabaya Dr. Ikhsan, S.Psi., MM., mengaku kagum terhadap perjuangan YPPI. Menurutnya, dengan hadir dalam peringatan ulang tahun tersebut, dia bisa belajar. “Hasil perjuangan selama 65 tahun itu bisa terlihat saat ini. Mulai dari jaman susah, hingga era globalisasi. YPPI mampu menunjukkan eksistensinya dengan penyesuaian diri. Itu luar biasa,” terangnya.

Dia berharap, apa yang telah dilakukan YPPI bisa menginspirasi sekolah atau yayasan lain. Sehingga, jika seluruh komponen pendidikan di Kota Pahlawan bisa bergerak selaras, maka impian Kota Surabaya menjadi barometer pendidikan di Indonesia bukanlah suatu yang mustahil. “Itu mimpi kita semua. Mudah-mudahan bisa terwujud,” pungkasnya.