Berita & Agenda : Friday, 2 February 2018 | 1132 Views |

Universitas Widya Kartika Welcome Terhadap Masuknya Perguruan Tinggi Asing Ke Indonesia (Jakarta & Surabaya)

Universitas Widya Kartika Welcome Terhadap Masuknya Perguruan Tinggi Asing Ke Indonesia

(Jakarta & Surabaya)

Akhir-akhir ini indonesia mendapat tekanan dari negara-negara yang ingin membuka perguruan tinggi di Indonesia. Masih ada ketakutan akan perbedaan ideologi dan kebudayaan, karena perlu diwaspadai bahwa negara bisa hancur karena banyak ideologi tak terbendung diajarkan/ditancapkan di Indonesia, menurut Prof. Suko Wiyono (Ketua APTISI Jatim). Beliau meyakini bahwa hal ini bukan hanya sekedar kerjasama, tetapi merupakan bisnis karena mereka merasa banyak orang Indonesia yang pergi ke Australia untuk menimba ilmu di sana, dan kini mereka berusaha menjemput bola. Pangsa pasar mereka adalah menengah ke atas, jika dibiaran masuk ke Indonesia maka perguruan tinggi kita akan kehilangan pangsa pasar tersebut dan hanya akan merambah pasar menengah ke bawah saja.

Mrp-SBO 01-02-2018

Berbeda dengan Rektor UWIKA, Dr. Murpin Josua Sembiring, S.E., M.Si. berpendapat bahwa kampus asing berencana masuk ke Indonesia dirasa sangat terlambat karena sebenarnya Malaysia sudah melakukannya. Seharusnya mereka segera datang dan berkolaborasi dengan perguruan tinggi yang ada di Indonesia khususnya perguruan tinggi swasta. Perguruan tinggi asing yang ingin masuk ke Indonesia tetap harus kita seleksi dan kita pilih yang memang terbaik di dunia, contoh seperti MIT (Massachusetts Institute of Technology) dan Oxford University dengan kredibilitas riset mereka di bidang teknologi, sehingga dengan kolaborasi itu riset dan perkembangan teknologi di Indonesia juga ikut maju. Pasti ada ketakutan dominasi nantinya, namun tetap harus ada kontrol. Mereka juga harus menyerap tenaga pengajar lokal Indonesia, dan tenaga pengajar lokal harus berbenah diri dengan cepat. Perguruan tinggi swasta Indonesia harus memiliki keunggulan yang khas sebagai prasyarat utama untuk dapat bersaing dengan perguruan tinggi asing sekalipun.

Memandang dari sudut jendela yang lain, “Tidakkah kami para rektor merasa bersalah setiap tahun telah menghasilkan banyak pengangguran? Apa hanya berpikir kampus kita banyak mahasiswa dan banyak duit, tidakkah kita berpikir mengenai kompetensi yang dimiliki para lulusan nantinya akan berguna bagi masyarakat. Negara yang baik dan pemerintahan yang baik harus berani membuka diri untuk berkompetisi dan berkembang serta menunjukkan bahwa kita ini setara dalam persaingan tersebut. Ketika musuh berada di tempat yang jauh seringkali kita meremehkan, namun ketika kita berhadapan secara langsung maka sekuat tenaga kita akan berusaha mengejar ketertinggalan. Itu imbas yang kita inginkan”, Tegas pak Murpin.

Dalam undangan wawancara SBO TV di acara Update Pagi, Rektor UWIKA menyatakan bahwa Kemenristek Dikti harus melakukan kajian-kajian dan menjadi bagian rencana induk di lembaganya untuk menyikapi revolusi industri 4.0 (generasi ke-4) yang telah menemukan pola baru di saat disruptive technology muncul dengan cepatnya dan berpotensi mengancam perguruan tinggi (incumbent) dengan pola technologinya yang jauh tertinggal dan kuno. Kemenristek Dikti sudah harus mulai mengkaji desakan-desakan ini. Jika diputuskan mempersilahkan universitas asing masuk, maka dipilih universitas terbaik dan unggulan skala dunia khsusnya yang berorientasi pada riset, karena kita masih lemah di situ dan agar dapat diimplementasikan di negara kita sendiri. Dengan keberadaan universitas asing masuk di Indonesia maka dengan sendirinya akan terjadi seleksi dan filtrasi pada institusi pendidikan yang tidak serius mengedepankan pendidikan dan hanya berorientasi pada keuntungan, karena ini sangat meresahkan, berbahaya dan telah meracuni masyarakat.

Yayasan sebagai penyelenggara perguruan tinggi swasta yang selama ini masih dis-orientasi (orientasi kepada keuntungan finansial semata dan tidak paham dengan ruh dunia perguruan tinggi) juga harus segera berubah kepada orientasi yang kuat dengan visi dan misi yang jelas membantu percepatan kemampuan perguruan tinggi. Memberikan dukungan baik secara materi maupun non-materi dan terutama se-visi dengan rektornya masing-masing.

Dengan demikian, harapan terbesar adalah perguruan tinggi swasta Indonesia akan segera bangkit dari tidurnya. Dan bagi perguruan tinggi dalam negeri seperti Universitas Widya Kartika, kami sudah lama mempersiapkan diri dengan membangun jaringan kerjasama dengan berbagai universitas ternama di dunia khususnya universitas unggulan di Tiongkok untuk peningkatan kualitas bahasa Mandarin, bisnis dan teknologi. Kerjasama ini kami lakukan dalam upaya mencetak lulusan Universitas Widya Kartika yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan, berkompetisi di dunia usaha dan dunia industri baik di dalam negeri maupun di luar negeri.