Berita & Agenda : Tuesday, 24 April 2018 | 866 Views |

Dialog Penelitian Chongqing Normal University Tiongkok Bersama UWIKA

Dialog Penelitian Chongqing Normal University Tiongkok Bersama UWIKA

Dalam pertemuan kali ini 2 professor dari Chongqing Normal University (Hou Wanchun dan Liu Wei) membahas mengenai beberapa hal berkaitan dengan hubungan antara Indonesia dengan Tiongkok dalam rangka penelitian, diantaranya adalah

  1. Hubungan diplomatik Indonesia – Tiongkok
  2. Hubungan bisnis Indonesia – Tiongkok
  3. Kerjasama pertukaran budaya dan perkembangan bahasa Tiongkok di Indonesia

Professor Hou Wanchun dan Liu Wei sedang mencoba memahami karakteristik masing-masing negara agar dapat meningkatkan kekuatan hubungan diplomatik diantara kedua belah pihak. Dengan kerjasama yang semakin erat dan analisis ini, maka di masa depan masing-masing negara dapat saling mempromosikan kekuatan dan saling mengakui identitas mereka. “Kami merasa masing-masing negara dapat menjadi role model untuk bidang-bidang tertentu”, menurut professor Hou Wanchun. Kita dapat mengawalinya dengan mempererat hubungan di bidang pariwisata dan pertambangan, imbuhnya.

DSC_0386 DSC_0392

 

Rektor UWIKA Dr. Murpin josua Sembiring, S.E., M.Si. yang juga merupakan pengamat ekonomi Indonesia mengatakan bahwa dalam setiap penelitian pasti dibutuhkan data yang objektif dan khususnya demi hubungan baik antara Tiongkok dan Indonesia. Dalam setiap pertemuan yang beliau hadiri baik nasional maupun internasional, hubungan antara Indonesia dan Tiongkok sungguhnya sudah terjadi bertahun-tahun silam melalui musik, makanan, pakaian, dan lain-lain. Hal tersebut yang juga secara tidak langsung berdampak pada terjadinya akulturasi budaya serta berdampak pula pada sector perekonomian rakyat. Erat kaitannya dengan sektor perekonomian Indonesia saat ini, Jujur saja bahwa saat ini kita masih sangat terkait dengan ekonomi Amerika Serikat, buktinya ketika rupiah dikatakan melemah maka artinya perekonomian Amerika menguat. Inilah yang mendasari pemerintah berwacana untuk mangadopsi ekonomi Tiongkok dan mata uangnya. Kedepannya pemerintah berharap dapat bersama-sama menguatkan perekonomian melalui hubungan baik kedua negara. Maka kami berharap dengan menguatnya perekonomian Tiongkok 1% maka perekonomian Indonesia harus ikut menguat 0.5%.

Dari segi pendidikan, Dalam kunjungan kerjasama Universitas Widya Kartika dengan Institute of Railway Technology China, rektor UWIKA juga mengatakan bahwa Tiongkok betul-betul mendukung penuh penguatan pendidikan di Indonesia khususnya bidang-bidang yang berkaitan dengan perindustrian kereta api. Industri kereta api Indonesia masih sangat ketergantungan dengan negara lain khususnya Tiongkok, maka dengan kerjasama kami ini kedepannya kami dapat ikut menciptakan peluang pendidikan yang maju dan dapat menunjang industri tersebut secara mandiri.

DSC_0405

Jika muncul pertanyaan kemudian bagaimana korelasi penelitian ini dengan penguatan pendidikan bahasa Mandarin khususnya di Indonesia? Menurut Direktur Confucius Institute Dr. Xiao Ren Fei mengatakan bahwa dampak peningkatan perekonomian Indonesia sebagai akibat atas hubungan diplomatik yang baik dengan Tiongkok, maka secara otomatis akan berpengaruh pula pada kebutuhan professional berbahasa Mandarin serta perkembangan pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia, dan beliau mengakui bahwa dalam kurun waktu 20 tahun ini perkembangannya sangat pesat sekali. Confucius Institute telah bersiap untuk semakin memperluas kerjasama di regional Indonesia dengan universitas-universitas negeri dan swasta untuk memperkuat pengajaran Bahasa Mandarin.