MODEL E-COMMERCE UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN KERAJINAN KULIT PASCA LUMPUR LAPINDO
Abstract
Barang kerajinan seperti tas, koper dan sepatu dari kawasan di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur itu, banyak menarik wisatawan atau pedagang eceran yang hendak membeli kerajinan secara grosiran. Mutu kerajinan kulit dari Pusat Industri dan Kerajinan Kulit di Sidoarjo itu terkenal bagus. Tapi denyut kehidupan Tangulangin terus meredup sejalan dengan meluasnya luberan lumpur Lapindo. Jadi sangat drastis penurunannya, berkisar 60-70 persen penurunannya. (http://www.ranesi.nl/arsipaktua/ekonomi/derita_harapan ) Kondisi pemasaran produk yang ada sekarang ini sudah tidak kompetitif lagi, tetapi sudah hyperkompetitif, sehingga diperlukan teknik pemasaran yang luas , murah dan tanpa harus datang jauh-jauh untuk mendapatkannya, yaitu dengan e-Commerce. Bagi konsumen, menggunakan e-Commerce dapat membuat waktu berbelanja menjadi singkat. Selain itu harga barang-barang yang dijual melalui e-Commerce biasanya lebih murah dibandingkan dengan harga di toko, karena jalur distribusi dari produsen barang ke pihak penjual lebih singkat dibandingkan dengan toko konvensional. Hasil yang diperoleh dari penelitian tahun I adalah : Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap menurunnya penjualan kerajinan kulit antara lain :1). Macetnya jalan akibat Lumpur Lapindo, 2).Berkurangnya Minat Masyarakat Terhadap produk Kulit, 3) Kurangnya bahan baku, 4) Kendala produksi. Model Pengembangan e-commerce yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah merupakan pengembangan dari e-commerce yang sudah ada, berikut Model Pengembangan e-commerce yang disebut dengan “Electronic Shopping mall”.
Kata kunci : e-commerce, kerajinan kulit, lumpur Lapindo